Life Style dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai gaya hidup dan gaya hidup itu selalu berhubungan dengan kehidupan seseorang dalam interaksi dengan lingkungannya. Pemenuhan gaya hidup haruslah disesuaikan dengan kemampuan keuangan seseorang dan tanpa pengaturan keuangan yang baik dan benar akan menyebabkan orang tersebut terjebak dalam utang, hal ini disebabkan ketidak-mampuan keuangannya untuk memenuhi gaya hidup, orang tersebut memanfaatkan utang dan jalan yang termudah dan cepat adalah mempergunakan kartu kredit.
Dalam Debt Management, kita sudah mengetahui bahwa berutang sama dengan mengambil daya beli masa datang untuk digunakan pada saat ini. Coba anda bayangkan apabila orang tersebut memanfaatkan utang hanya untuk memenuhi gaya hidupnya dalam rangka untuk memperoleh kesenangan sesaat, kemudian membayar utang kartu kredit tersebut dengan cara mencicil. Itu artinya kita membayar kesenangan sesaat dengan mengambil daya beli kita di masa datang dalam jangka waktu yang lama.
Jakarta adalah kota metropolitan dan semua keinginan kita tentang gaya hidup yang mewah tersedia dengan lengkap di Jakarta. Banyak kalangan muda yang mempunyai penghasilan tetap setiap bulannya selalu ingin memperoleh pengakuan dan terlihat seperti seorang eksekutif dengan mengikuti pola hidup eksekutif tersebut yang serba mahal dan konsumtif seperti memakai pakaian merek terkenal, parfum dari merek terkenal, pulpen mahal, makan di restoran mewah, memakai mobil mewah, dugem (dunia gemerlap) atau clubbing, golf, wisata dengan keluarga setiap liburan, menginap di hotel bintang lima dan lain sebagainya.
Gaya hidup tersebut di atas boleh saja dilakukan tetapi kita harus mempunyai mempunyai kemampuan keuangan yang sama dengan eksekutif tersebut, kalau saja kemampuan kita tidak ada kita masih tetap dapat merencanakannya. Tanpa perencanaan yang pasti dan disertai dengan ketidak-mampuan kita, ya sudah pasti kita akan memilih jalan singkat yaitu berutang dengan kartu kredit.
Memang kita menyadari kalau hidup ini hanya sekali saja, kalau kita tidak senang-senang sekarang kapan lagi kita bisa melakukannya. Seperti yang saya katakan tadi kita tetap dapat melakukannya dengan perencanaan yang baik, tetapi ada satu pertanyaan yang penting anda jawab dulu sebelum anda menyusun rencana untuk pola hidup mewah supaya kita dapat menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan setidaknya diri kita sendiri yaitu Mana yang harus didahulukan merencanakan masa depan anda terlebih dahulu atau merencanakan gaya hidup mewah anda ?
Gaya hidup mewah yang membuat kita hanya ‘terlihat’ sebuah pengakuan dari luar bahwa kita itu memang berhasil dalam karir kita dan dapat hidup mewah, padahal dalam diri kita selalu bertentangan dengan hal itu. Kemewahan sesaat yang membuat kita menderita kita di masa depan hendaklah dihindari supaya kita terhindar dari jebakan berutang. Prioritas gaya hidup mewah dalam urutan kesekian, karena kita juga menyadari kalimat di bawah ini susah untuk dipenuhi tetapi sangat ideal yaitu masa remaja hura-hura, masa muda foya-foya, masa tua bahagia, mati masuk surga.