Rabu, 03 September 2008

Selalu Punya Pilihan

Pernahkah anda menghadapi keadaan sehingga anda merasa bahwa anda tidak memiliki pilihan lagi ? Keadaan ini sering dihadapi oleh setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan. Bagaimana caranya kita menghadapi keadaan seperti ini ? Apakah kita akan melakukan protes atau bernegosiasi ? Apakah kita masih punya pilihan lagi.
Saya akan memberikan contoh keadaan seperti apa yang terjadi sehingga anda seakan-akan tidak memiliki pilihan lain lagi. Pernahkah anda dipindahkan ke suatu bagian yang benar-benar anda tidak sukai oleh atasan anda. Atasan anda memberikan penugasan tersebut dengan tidak memberikan alasan dan harus anda ikuti. Apa yang akan terjadi jika keadaan seperti ini terjadi pada diri anda ? Anda pasti akan mengatakan atau berpendapat bahwa atasan anda semena-mena, tidak beralasan memindahkan anda, diktator, tidak berdasar, tidak adil, kurang profesional dan lain sebagainya.
Apakah anda masih punya pilihan ? Anda pasti akan mengatakan bahwa anda tidak punya pilihan kecuali mengikuti kemauan atasan anda. Sebenarnya anda masih punya 3 pilihan yaitu :
- Anda mengikuti kemauan atasan
- Anda tidak mengikuti kemauan atasan sehingga anda memilih keluar dari perusahaan
- Anda tidak melakukan apa-apa
Nah, dari uraian di atas, bahwa setiap saat kita selalu memiliki pilihan pada keadaan yang paling kritis sekalipun. Semoga bermanfaat.

Selasa, 02 September 2008

Menghargai Waktu itu Penting

Jakarta , 2 September 2008

Kadang-kadang kita melakukan sesuatu kesalahan kecil tetapi kita tidak menyadari bahwa kesalahan kecil yang kita lakukan itu adalah suatu ketidak-adilan yang besar. Kita sering terlambat hadir dari suatu janji yang kita buat terlebih dahulu. Memang ini suatu kebiasaan yang dibuat oleh orang-orang seperti kita, dengan berbagai alasaan. Salah satu alasan yang paling efektif untuk terlambat di Jakarta adalah alasan macet, dan alasan ini sudah menjadi alasan yang ampuh nan mujarab.
Sadarkah kita bahwa perbuatan terlambat yang kita lakukan merupakan suatu ketidak-adilan yang luar biasa. Apalagi kalau perbuatan terlambat ini dilakukan oleh seorang atasan terhadap bawahannya, ini lebih menunjukkan superioritas dan arogansi seorang pemimpin yang sebenarnya tidak berdasar dan tidak beretika. Kenapa saya mengatakan bahwa terlambat merupakan suatu ketidak-adilan yang luar biasa ? Coba anda simak apakah anda pernah diberikan waktu lebih dari 24 jam sehari ? Apakah semua orang diberikan waktu yang sama dengan kita setiap hari ? Adilkah kita mengambil beberapa menit atau beberapa jam dari orang lain sebagai akibat dari terlambat yang kita lakukan ?
Bagaimana caranya kalau kita terlambat dalam suatu janji ? Apa yang harus kita lakukan ? Memang ada pepatah yang mengatakan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kita bisa saja terlambat dengan berbagai alasan, dengan terlambat berarti kita telah mengambil hak orang lain yaitu hak waktu. Mengambil hak orang lain tanpa ijin berarti sama dengan mencuri bukan ? Bagaimana kalau kita terlambat atau akan terlambat dalam suatu janji ? Apabila kita sudah terlambat atau akan terlambat berarti kita sudah atau akan mengambil hak orang lain. Kita harus meminta ijin dengan orang tersebut sebelum kita melanjutkan pertemuan, tetapi bagaimana caranya ? Sekarang ini, hampir semua orang memiliki ponsel, dengan ponsel kita dapat melakukan komunikasi setiap saat, baik dengan berbicara langsung ataupun melalui sms. Kita harus menanyakan apakah orang tersebut tetap bersedia melanjutkan pertemuan dengan kita atau tidak dikarenakan kita terlambat. Kalau dia bersedia berarti kita sudah mendapatkan ijin untuk meminta tambahan waktu yang merupakan hak eksklusifnya.
Perbuatan terlambat adalah perbuatan yang dapat membuat kita melakukan hal-hal yang tidak adil dan cenderung menunjukkan kita adalah orang yang tidak merencanakan sesuatu dengan baik. Usahakan jangan terlambat dalam setiap janji sehingga kita dapat menghargai orang lain, menghargai waktu, menghargai rahmat yang telah diberikan kepada setiap umat manusia.

Senin, 01 September 2008

Debt Management

Sebelum anda membaca tulisan ini, tanyakan pada diri anda sendiri, apakah anda sudah terjebak utang dalam hidup anda ? Debt Management atau dalam bahasa Indonesia disebut pengendalian utang selalu berhubungan dengan gaya hidup (life style) seseorang yang ingin memiliki semua kemewahan duniawi tetapi tidak merencanakan untuk memperolehnya melainkan dengan mempergunakan jalur singkat (short cut) yaitu dengan cara berutang.

Sekarang marilah kita memperhatikan apa bedanya menabung dan berutang ? Menabung artinya menyimpan daya beli saat ini untuk digunakan pada masa yang akan datang sedangkan berutang sama dengan mengambil daya beli masa datang untuk digunakan pada saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa kalau kita berutang berarti kita sudah memanfaatkan kemampuan kita di masa depan untuk dipergunakan pada saat sekarang, jangankan merencanakan masa depan sekarang saja sudah dipergunakan.

Gaya hidup kita harus kita kuasai sendiri, tidak ada seorangpun yang dapat merubah gaya hidup anda, jangan kita memikirkan bahwa kalau kemewahan yang ada kita tidak nikmati sekarang kapan lagi akan kita nikmati. Kenikmatan sesaat dengan cara berutang anda harus membayarnya dengan cara mengangsur.

Banyak orang yang tertarik dengan penawaran kartu kredit yang begitu mudah dari bank, kemudian setelah mendapatkan kartu kredit tersebut langsung membelanjakannya, pada saat tagihan diterima, orang tersebut hanya membayar pembayaran minimum atau sebagian dari nilai tagihan saja. Orang yang seperti ini dapat kita sebut sudah terjebak utang dan melakukan pembayaran dengan cara mencicil dengan suku bunga 1.5% per bulan yang artinya sama dengan bunga efektif 31.72% per tahun untuk pembayaran selama 1 tahun. Coba anda bayangkan dengan kenikmatan sesaat harus membayar selama setahun dengan suku bunga yang begitu tinggi.

Kita harus menghindari utang atas pembelian atau pemanfaatan pada barang atau jasa yang nilainya terus menurun seperti kredit mobil, barang elektronik ataupun pembayaran jasa wisata dengan kartu kredit kemudian mencicilnya pada saat tagihan kartu kredit diterima. Penarikkan tunai dengan memanfaatkan kartu kredit juga harus dihindari karena suku bunga yang dikenakan atas penarikkan tunai sangat tinggi.

Dari penjelesan di atas juga tidak menyatakan bahwa anda tidak boleh berutang sama sekali, anda boleh berutang dengan ketentuan harus memenuhi dua syarat di bawah ini :

Pembelian rumah tinggal atau tempat usaha yang nilainya terus meningkat, peningkatan nilainya harus lebih besar dengan suku bunga kredit anda.

Pembelian kenderaan seperti mobil untuk usaha, walaupun nilai mobil ini akan menurun terus setiap tahun tetapi dengan memanfaatkan mobil ini anda akan memperoleh cash flow dan keuntungan dari usaha anda.
Kuasailah gaya hidup anda, untuk menghindari anda terjebak dalam utang, sehingga anda tidak memanfaatkan masa depan anda dengan kemewahan yang sesaat saat ini, rencanakan segala sesuatunya termasuk segala keinginan anda untuk menjadikan hidup anda lebih bermanfaat bagi anda dan keluarga anda.

Investment Planning

Dalam Financial Planning, perencanaan investasi atau Investment Planning sering kali disebut juga sebagai Wealth Accumulation (Akumulasi kekayaan), mengakumulasi kekayaan penting dilakukan oleh setiap orang yang melakukan perencanaan keuangan. Akumulasi kekayaan memerlukan jangka waktu yang lama untuk mencapai dana tertentu dalam rencana kita menuju Financial Independent. Akumulasi ini harus dilakukan selama kita masih memiliki penghasilan, akumulasi dilakukan dengan cara menyisihkan sebagian penghasilan kita setiap bulan. Akumulasi harus dilakukan secara terus menerus (persistence) dengan keteguhan hati dan disiplin pada diri kita sendiri, yang dinyatakan dalam diri kita dan menjadi suatu komitmen untuk melakukan akumulasi.

Setelah melakukan akumulasi setiap bulan, selalu timbul masalah baru, yaitu kemana kita harus melakukan investasi supaya dana yang kita akumulasi itu akan tumbuh dan berkembang terus-menerus ? Bagaimana cara melakukan investasi tersebut ?

Sebelum kita menjawab pertanyaan di atas, kita harus menyadari bahwa dana yang sudah diakumulasi tidak berkembang atau tumbuh, itu sama artinya kita sudah mengalami kerugian yang bisanya disebut opportunity loss, yang besarnya sama dengan suku bunga bebas resiko, biasanya mengacu pada suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Kalau kita melakukan investasi, kita juga harus menyadari setiap investasi selalu berbanding terbalik dengan resiko, yang artinya besarnya keuntungan investasi selalu sama dengan kerugian investasi atau disebut standar deviasi.

Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa setiap investasi selalu terdapat resiko dan setiap dana yang tidak berkembang selalu mengalami kerugian. Kita harus mempunyai kemampuan untuk melakukan investasi yang mengalahkan ‘musuh’ dari investasi yaitu tingkat inflasi. Kalau tingkat pertumbuhan investasi kita di bawah tingkat inflasi artinya kita mengalami kerugian juga karena daya beli hasil investasi di masa depan kita berkurang sedangkan kalau tingkat investasi sama dengan tingkat inflasi sama artinya uang kita tidak berkembang.

Kita harus mengenal diri kita sendiri sebelum melakukan investasi terutama profil resiko kita apakah termasuk orang yang berprofil takut akan resiko (risk averter), moderat atau suka akan resiko (risk taker). Orang yang risk averter harus melakukan investasi pada instrumen-instrumen yang resikonya kecil seperti deposito, SBI, reksadana pasar uang atau pendapatan tetap. Yang moderat dapat melakukan investasi pada reksadana campuran dan pendapatan tetap sedangkan yang risk taker dapat melakukannya pada saham atau reksadana saham.

Melakukan alokasi aset dalam investasi penting sekali untuk melakukan diversifikasi dalam rangka mengurangi resiko yang timbul dari investasi. Mintalah nasihat pada perencana keuangan anda untuk melakukan alokasi-alokasi investasi sehingga investasi anda benar-benar aman sesuai dengan rencana keuangan anda untuk mencapai financial independent. Kegagalan investasi akan membuat anda untuk gagal mencapai tujuan anda sendiri. Ingat, cerita seseorang tentang keberhasilan investasinya lebih banyak dari cerita kegagalannya, padahal kenyataan malah sebaliknya.

Education Fund Planning

Pernahkah anda bertanya kepada putra-putri anda tentang cita-cita mereka nanti setelah dewasa ? Beberapa anak menjawab akan menjadi dokter, insiyur, guru dan lain-lain, tapi pernahkah anda membayangkan pada saatnya nanti, anda tidak mampu memenuhi cita-cita mereka, karena ketiadaan biaya atau mahalnya pendidikan di masa depan. Persoalan di atas akan menjadi lebik pelik lagi bilamana pada saat putra-putri anda memasuki perguruan tinggi, anda sudah memasuki usia pensiun atau ketiadaan biaya atau ketidak-mampuan anda memberikan penghasilan bagi keluarga karena sakit ataupun kecelakaan, yang lebih fatal lagi bila anda meninggal.

Dengan Education Fund Planning (Perencanaan Dana Pendidikan), kita dapat memenuhi semua keinginan dari putra-putri anda dalam mengapai cita-citanya. Educiation Fund Planning sebenarnya sederhana sekali, tetapi penting bagi kita untuk melakukannya.

Dalam Education Fund Planning, kita harus menentukan terlebih dahulu sekarang dimana kita akan menyekolahkan putra-putri kita nanti, dalam negeri atau luar negeri. Misalnya anda menentukan akan menyekolahkan anak anda di luar negeri, kita tentukan negara apa yang akan kita tuju ? Universitas mana ? Jurusan apa ? Di kota mana ? Tingkat inflasi di kota tersebut ? Berapa lama masa pendidikannya ? Tingkat inflasi pendidikan ?

Hal-hal di atas perlu kita tanyakan untuk menentukan berapa biaya pendidikan, berapa tingkat inflasi pendidikan, berapa biaya hidup anak kita selama berada di negara tersebut dan berapa tingkat inflasi dari biaya hidup sehingga akumulasi dana pendidikan yang dibutuhkan oleh putra-putri anda di masa depan dapat dikalkulasi.

Selain data-data di atas kita juga wajib mengetahui berapa usia anda sekarang, berapa usia anak anda sekarang, hal ini untuk menentukan jumlah dana yang harus disisihkan oleh anda dari penghasilan anda yang akan diinvestasikan untuk membentuk suatu dana yang kita sebut dana pendidikan (Education Fund), penyisihan ini dilakukan oleh anda sampai putra-putri anda menyelesaikan kuliah.

Persoalan di atas akan menjadi sedikit lebih rumit bilamana pada saat putra-putri kuliah atau sebelum memasuki bangku kuliah, anda sudah memasuki usia pensiun. Anda harus menyisihkan dana lebih besar sampai anda pensiun sehingga dana tersebut cukup bagi anda untuk memenuhi kebutuhan putra-putri anda kuliah.

Bagaimana kalau terjadi kecelakaan atau sakit pada diri anda atau meninggal sehingga anda tidak mampu untuk memberikan penghasilan bagi keluarga anda walaupun anda belum memasuki usia pensiun ? Jawaban adalah anda butuh asuransi yang nilai pertanggungan sama dengan biaya pendidikan putra-putri anda. Bila hal tersebut terjadi pada diri anda, asuransi akan memberikan dana tersebut kepada keluarga anda dan dana tersebut dapat dipergunakan oleh putra-putri anda untuk melanjutkan kuliahnya. Pembahasan mengenai pentingnya asuransi akan dibahas minggu depan.

Memberikan pendidikan yang layak bagi putra-putri anda adalah tanggung jawab setiap orang tua, tetapi sudahkah anda merencanakan bagaimana anda dapat memberikan pendidikan yang layak kepada mereka.

Pentingnya Asuransi

Dalam Financial Planning, asuransi memegang peranan yang sangat penting bagi kita untuk mencapai tujuan keuangan (Financial Objectives) kita. Asuransi juga melindungi kita dalam mengumpulkan kekayaan untuk mencapai financial independent, makanya asuransi dalam financial planning disebut sebagai Wealth Protection (pelindung kekayaan).

Tiga resiko utama dalam kehidupan kita sebagai manusia adalah :
- mati terlalu muda
- hidup terlalu lama dan
- mati tidak hidup tidak (sakit/disabilities).

Kenapa kita perlu dilindungi oleh asuransi ? Jawabannya karena anda sebagai orang yang memberikan penghasilan bagi keluarga anda, untuk itu anda harus menyadari penghasilan anda sangat berarti bagi kehidupan anda dan keluarga anda, bukan juga berarti menggantikan jiwa anda dengan suatu nilai ekonomis, karena jiwa anda tak ternilai harganya tetapi lebih kepada apresiasi terhadap diri anda sebagai kepala rumah tangga yang memiliki tanggungan istri dan anak.

Apakah anda sudah yakin bahwa nilai pertanggungan asuransi anda sudah mencukupi apabila anda mengalami salah satu resiko utama di atas ? Kita tidak dapat mengatakan bahwa nilai pertanggung asuransi kita belum mencukupi (under insure) atau sebaliknya mungkin saja kita sudah melebihi kebutuhan (over insure) sehingga premi asuransi yang kita bayarkan sudah tidak efisien. Cukup tidaknya asuransi kita sangat tergantung dengan rencana keuangan kita, dengan melakukan perencanaan keuangan keluarga yang komprehensif (comprehensive Financial Planning) kita dapat mengetahui berapa jumlah nilai pertanggungan yang dibutuhkan dalam perencanaan asuransi (Insurance Planning).

Secara umum asuransi terbagi dalam 3 jenis, yaitu :

- Asuransi jangka waktu (term life insurance)
- Asuransi seumur hidup (whole life insurance)
- Asuransi multi guna (endowment life insurance)

Selain asuransi di atas, asuransi yang kita butuhkan dalam perencanaan keuangan, asuransi kesehatan juga sangat dibutuhkan terutama dalam perencanaan pensiun (retirement planning). Pentingnya asuransi dalam perencanaan keuangan dapat juga dilihat dari sudut yang berbeda bahwa asuransi adalah pihak yang melanjutkan rencana keuangan kita apabila salah satu resiko menimpa diri kita. Asuransi akan menghidupi keluarga kita termasuk anak-istri kita dari nilai pertanggungan yang diterima, asuransi juga akan membayar semua biaya pendidikan anak-anak kita.

Resiko bisa terjadi, bisa juga tidak terjadi, resiko kita dikompensasikan dengan premi yang dikeluarkan, dengan kata lain, kita sudah mengetahui resiko kita dalam hidup dan kita sudah tahu bahwa resiko kerugian dalam asuransi adalah sebesar premi yang dikeluarkan apabila resiko hidup kita tidak terjadi. Prinsip asuransi dalam Financial Planning adalah premi harus seefisien mungkin dengan perlindungan yang memadai. Lindungilah diri anda karena hidup anda sangat berarti.

Mobil Baru atau Bayar Utang

Pernah dalam suatu kesempatan seorang teman saya bertanya kepada saya. Mana yang harus didahulukan membeli mobil baru atau membayar utang kartu kreditnya ? Teman saya tersebut bernama Agus (nama samaran) baru mendapatkan bonus sebesar Rp. 35 juta dari perusahaan tempatnya bekerja dan mempunyai utang kartu kredit sebesar Rp 17 juta dengan bunga harian 0,1% per hari atau 36% per tahun.

Agus memiliki mobil keluaran tahun 2000 dengan nilai kira-kira Rp. 80 juta yang dibelinya pada harga Rp. 120 juta dengan cara mencicil selama 3 tahun dan cicilan mobilnya telah lunas kira-kira 2 bulan yang lalu. Dia (agus) ingin membeli mobil baru senilai Rp. 180 juta dengan cara menjual mobil lamanya ditambah uang bonusnya siisa dibayar dengan cara mencicil pada suku bunga kredit tetap sebesar 12% per tahun selama 3 tahun. Agus sendiri berpenghasilan bersih sebesar Rp. 8 juta per bulan.

Sebelum saya memberikan advis kepadanya tentang mana yang harus didahulukan saya melakukan beberapa kalkulasi

Kartu Kredit (Belum termasuk utang baru)

Bunga yang harus dibayar perbulan = 36%/12 X Rp 17 Juta = Rp. 510.000,-
Cicilan pembayaran setiap bulan Rp. 1.000.000,- maka total pembayaran kartu kredit per bulan sama dengan Rp. 1.510.000,-

Cicilan Mobil baru

Bunga flat 12% per tahun untuk pinjaman selama 3 tahun maka bunga efektif sebesar 21,20%
Jumlah Pinjaman = Rp. 180 Juta – (Rp. 80 Juta + Rp. 35 Juta) = Rp. 65 Juta

Dengan suku bunga seperti di atas dan masa cicilan 3 tahun, Agus harus membayar cicilan sebesar Rp. 2.455.556 per bulan
Total cicilan kartu kredit dan mobil yang harus dibayar oleh Agus sebesar Rp. 1.510.000 + Rp. 2.455.556 = Rp 3.965.556,- atau sama dengan 49.57% dibandingkan dengan penghasilannya.

Akhirnya saya memberikan advis kepada Agus untuk melunasi kartu kreditnya karena dengan membeli mobil baru Agus akan menambah utang yang ada dan dirinya juga telah memanfaatkan masa depannya. Setelah dia melunasi kartu kredit dirinya masih memiliki uang Rp. 18 juta kalau diinvestasikan selama 3 tahun dengan suku bunga 12% per tahun hasilnya akan menjadi Rp. 25.738.838. Dengan menunda membeli mobil baru dan cicilan sebesar Rp. 3.965.556 setiap bulan akan diinvestasikan selama 3 tahun dengan suku bunga yang sama akan menjadi Rp. 172.532.011 total akan menjadi Rp. 198.270.849,- Ini berarti kekayaan Agus akan bertambah menjadi Rp. 198.270.849,- dalam tiga tahun mendatang.

Sedangkan bilamana Agus membeli mobil tersebut harga mobil tersebut akan menyusut sebesar 40% selama 3 tahun akan menjadi Rp. 108 juta dan kekayaan Agus berkurang sebesar Rp. 72 juta, mana yang lebih baik ?